Kenapa Orang Bisa Nangis Nonton AADC: Sebuah Analisis
Mengapa saya merasa harus banget menulis tentang AADC 2? (yaela pake saya) Bukan review beneran sih, saya cuma merasa sangat emotionally invested dengan film ini. Saat para ~~generasi millenial~~ berbondong-bondong menyaksikan film pertamanya di bioskop, saya baca aja belom becus. Saya mengenal AADC dari pemutarannya di TV yang hanya terjadi setahun sekali di setiap libur lebaran. …
Continue reading “Kenapa Orang Bisa Nangis Nonton AADC: Sebuah Analisis”